Meskipunbanyak kendala yang harus kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, diluar amupun dalam negara kita sendiri. Tetapi kita harus selalu bersikap optimis, bahwa semua kendala itu dapat kita atasi, dan kita dapat menemukan solusi yang tepat untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama dalam negara kita ini.
- Indonesia bagian timur merupakan salah satu wajah keberagaman di Indonesia. Umat beragama hidup berdampingan secara damai. Kerukunan umat beragama di masyarakat yang masih berjalan baik dan tulus. Hal ini untuk menunjukkan bahwa sejatinya, dalam masyarakat Indonesia masih banyak komunitas yang mempraktikkan kerukunan beragama secara tulus. Komunitas-komunitas yang melakukan kerukunan beragama secara tulus itu diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi komunitas lainnya dalam menjalankan praktik kerukunan beragama. Praktik kerukunan yang tulus ini tidak akan mudah goyah dengan provokasi dalam bentuk apapun. Menurut data Litbang Kementerian Agama, komunitas di Indonesia Timur yang masih konsisten merawat kerukunan umat beragama, diantaranya yakni komunitas Lempake dan Pampang di Samarinda, komunitas Kokoda dan Jalur Bali di Sorong, komunitas Ohodertawun-Kei-Maluku Tenggara, komunitas Lembang Kaduaja-Toraja, komunitas Palopo, dan komunitas Pasalae di Gorontalo. Di semua komunitas tersebut terdapat umat beragama dari dua agama atau lebih. Di tempat tertentu, misalnya Lempake, Palopo dan Pasalae, umat Islam yang mayoritas. Sementara di Pampang, Lembang Kaduaja dan Kokoda yang dominan adalah umat Kristen. Adapun di komunitas Jalur Bali-Aimas kendati jumlah umat Islam tetap lebih banyak, tetapi perbandingannya dengan Kristen hampir seimbang. Hal ini sama dengan komunitas Oherdetawun. Baca Juga Jabar Masagi SMAN 1 Cijeruk Ngejo Parab Awak, Ngaji Parab Rasa, Nguji Parab Diri Dari komposisi penganut agama di masing-masing komunitas menunjukkan bahwa praktik kerukunan yang tulus bisa terjadi di masyarakat mana pun; bisa pada masyarakat mayoritas Islam, mayoritas Kristen atau mayoritas Katolik, Hindu, dan Buddha. Bisa pula pada masyarakat yang komposisi jumlah penganut agamanya nyaris sama. Hal ini menepis asumsi bahwa di tempat yang komposisi penganut agamanya seimbang atau mayoritas umat Islam, kerukunan umat beragama tidak berjalan dengan baik. Dari beberapa komunitas yang diteliti, jelas terlihat kerukunan beragama berlangsung dengan sangat baik dan tulus. Para penganut agama tertentu tidak sekadar menoleransi keberadaan penganut agama lain, tetapi juga berinteraksi secara aktif satu sama lain. Mereka saling mengunjungi, termasuk saat hari raya, bekerja sama dan tolong-menolong dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam kegiatan keagamaan. Demikian pula keberadaan rumah ibadah agama lain dalam lingkungan agama berbeda tidak dipermasalahkan, bahkan dibantu pendiriannya. Jika terjadi konflik, maka komunitas tersebut memiliki mekanisme lokal untuk menyelesaikannya yang biasanya bersumber dari hukum adat. Di beberapa komunitas tersebut, faktor yang menjadi basis kerukunan beragama antara lain adalah kearifan lokal dan adat. Hal ini terlihat pada komunitas Pampang-Samarinda, di mana tradisi Dayak, khususnya kesenian Dayak menjadi alat pemersatu antara Kristen-Dayak dan Islam Bugis-Banjar. Demikian juga terlihat pada komunitas Oherdetawun-Maluku Tenggara, basis kerukunannya pada aturan adat Lurvul Ngabal dan falsafah Ken ain ni ain kita semua satu, selain ikatan kekerabatan yang kuat. Hal ini juga terlihat pada komunitas Lembang Kaduaja-Tator, mereka memiliki adat tokonan yang menjadi pengikat kekerabatan tanpa memandang agama yang berbeda. Begitu pun di Palopo basis kerukunannya adalah kearifan lokal di antaranya mesa kada diputuo pantang kada dipumate bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Baca Juga Menggugat Heteronormativitas, Mereduksi Norma Diskriminatif pada Manusia Sementara di komunitas Kokoda-Sorong, kerukunan beragama ditopang oleh pengetahuan akan sejarah masa lalu. Komunitas ini memiliki sejarah tentang toleransi yang diperankan oleh Sultan Tidore ketika pertama kali memperkenalkan Islam di komunitas ini. Ingatan tentang sejarah ini terus dijaga hingga kini untuk merawat kerukunan beragama tersebut.
MasjidNurul Huda, menjadi bukti bahwa kerukunan dalam harmoni hidup antar-umat beragama bisa tercipta meski banyak perbedaan. Masjid yang berdiri kokoh diapit dua tempat ibadah lainnya itu semakin memperkuat pandangan bahwa berada dalam lingkungan bukan menjadi penghalang untuk melaksanakan ibadah masing-masing.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. MAKHLUQ CIPTAAN ALLAH YANG SERBA khikmatul izah, prodi pendidikan matematika smt pasuruanYang diampu oleh dosen pembimbing mata kuliah pai bpk. Mukhammad mukhlis M. Pd Manusia ditakdirkan Allah sebagai mahluk sosial yang membutuhkan hubungan dan interaksi dengan manusia yang lainnya. Sebagai mahluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan materiil maupun kebutuhan spiritualnya. Bahkan Islam juga mengajarkan bahwa manusia dianjurkan untuk bekerja sama dan saluing tolong menolong dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan bermasyarakat umat Islam dapat berhubungan dengan siaapa saja tanpa batasan-batasan ras, budaya, bangsa, dan bahkan agama. Al quran dan hadist sudah menjelaskan bahwa manusia hidup beketergantungan dan harus saling tolong alim ulama pun sering kali menjelaskan dalam pidatonya yang berisikan isi di merupakan negaara yang terdiri dari beragam agama, Dengan adanya perbedaan agama di Indonesia apabila tidak terpelihara dengan baiik maka bisa timbul konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai-nilai agama itu sendiri yang mengajarkan tentang kedamaian, saling menolang dan sifat saling menghormati satu sama karena itu untuk mewujudkan kerukunan ummat beragama di Indonesia, masyarakat harus berpedoman pada nilai-nilai agama yang yeng mengajarkan kedamaian, serta saifat saling menghormati,karena agama diajarkan ooleh penganutnya secara turun-temurun atau karena agama pada umumnya mengajarkan kekekalan hidup,bahkan setelah matipun kita akan di hidupkan sangat bertergantungan dengan manusia lain. Dalan arti manusia satu butuh dengan manusia yang lain dalan segi apapun. Manusia hidup di dunia ini tidak sendirian tetapi bersama manusia lainnya, karena hal inilah manusia disebut sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan 24 jam manusia, pasti membutuhkan manusia lainnya, coba saja perhatikan diri anda sendiri, sejak bangun di pagi hari mulai membuka mata pasti sudah berinteraksi dengan manusia lainnya. Berinteraksi disini, tidak harus secara langsung seperti wanita membutuhkan seorang pria untuk di jadikan seorang suami, dan menjadi teman hidupnya. http//kompasiana Lihat Sosbud Selengkapnya
KBRN Pontianak: Ceramah Kebangsaan Bersama Gus Miftah dalam rangka menyemarakkan HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia serta mewujudkan ASN berAKHLAK, berlangsung di halaman Kantor Bupati Ketapang Jl. Jendral Sudirman, Selasa (2/8/2022) malam. Atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ketapang, Wakil Bupati Ketapang
Berandakabar kaltengKerukunan dan Tanah Lahirku, Pemenang Puisi HAB Kemenag Kapuas KUALA KAPUAS, MK - Puisi berjudul Kerukunan dan Tanah Lahirku karya Adelin Hudaya siswi MAN Kapuas, berhasil meraih juara pertama lomba puisi bertema kerukunan yang diadakan Kemenag Kapuas dalam rangkaian Hari Amal Bakti ke-74 Kementerian Hudaya, berkesempatan membacakan langsung hasil karyanya di hadapan Kakanwil Kemenag, Kakankemenag Kapuas serta pejabat lingkup Kemenag Kapuas, tepatnya dalam acara ramah tamah HAB di aula Kemenag, Jalan Tambun Bungai, Kuala Kapuas, Senin 13/1/2020.M Poteran Soesilo, Ketua Panitia HAB ke 74 Kemenag Kapuas, menyampaikan berbagai lomba dan kegiatan telah digelar memeriahkan hari lahirnya kementerian agama, termasuk lomba puisi bertemakan kerukunan."Ini sejalan dengan tema HAB ke 74 tahun 2020 yakni Umat Rukun Indonesia Maju," kata HAB kali ini kata Poteran, sebagaimana amanat Menteri Agama RI Fachrul Razi, agar seluruh jajaran Kemenag di pusat dan daerah agar menjadi agen perubahan dalam memperkuat kerukunan antar umat beragama.[zulkifli]Berikut Puisi Karya Adelin"Tak perduli apa agamamuTak perduli apa sukumuKita berbagi cahaya mentari yang samaTak perduli apa warna kulitmuTak perduli dimana tempat ibadahmuKita berpijak di negeri yang samaIndonesia !!Damai dalam persatuannyaIndah dalam kerukunannya" demikian ucap Adelin dibait akhir puisinya. loading...
KBRN Sabang_ Sebagai salah satu upaya dalam menjaga kerukunan antar agama di Kota Sabang, Kesbangpol Kota Sabang kembali melaksanakan pertemuan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Sabang, Kamis 28 Juli 2022. Pertemuan dimaksud dipimpin langsung Wakil Walikota Sabang, Drs.
Pengertiantoleransi antar umat beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut agama lain. Adanya pengakuan perlidungan negara dalam menjamin kebebasan dalam menjalankan ibadah bagi pemeluknya sesuai keyakinan. Contoh Puisi Kerukunan Antar Umat Beragama KT Puisi Misalnya, kerukunan antar umat islam dan kristen, antara pemeluk agama kristen dan budha,.
Komunikasiantar umat beragama di Kota Palopo sangat perlu dilakukan secara intensif, oleh karena di Kota Palopo terdapat berbagai agama yang telah diakui oleh undang-undang yang berlaku di Negara Kersatuan RI. Masing-masing pemeluk agama tentu saja mengakui dan meyakini bahwa agama yang dianutnya dapat menyampaikan kepada keselamatan hidupnya baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
P8gIT0. 216 67 428 126 273 452 388 392 163
puisi kerukunan antar umat beragama